TOKO MERAH
lifestyle.okezone.com
|
Latar Belakang
Toko Merah terletak di Jl. Kali Besar No. 11, Kelurahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Pada masa kejayaan VOC letak bangunan tersebut dikatakan sangat strategis karena berada di kawasan jantung kota Batavia yang berdekatan dengan pusat pemerintahan VOC (Stadhuis). Dari segi bisnis, Toko Merah terletak di tepi Kali Besar (de Groote River) yang merupakan "central business district" nya Batavia. Pada saat itu Ciliwung merupakan urat nadi lalu lintas air yang ramai dilayari hingga ke pedalaman. dimana kawasan ini merupakan salah satu wilayah hunian elit di dalam kota Batavia.
Sejarah
1730 : Toko merah dibangun pertama kali oleh Gustav Willem Baron van Imhoff sebagai rumah kediamannya pada saat dia menjabat sebagai Sekretaris II di Hooge Regering (Pemerintahan Tertinggi) sekaligus merangkap sebagai Water Fiscal (Kepala Urusan Pabean). Pada saat didirikan bangunan tersebut merupakan dua buah rumah yang dibangun di dalam satu atap, rumah ini disebut dengan rumah kembar yang terbagi menjadi dua bangnan (sebelah utara dan sebelah selatan) yang di batasi dengan dua pintu.
1741 : karena berbagai permasalahan yang dihadapi Baron Van Imhoff, hingga membuatnya menjual rumah kembar tersebut. rumah sebelah utara di jual kepada seorang pejabat pemerintah kota bernama Jan Hendrick Du Caylar sedangkan sebelah selatan dibeli oleh Hugo Verijssel.
1743 : Baroon van Imhoff membeli kembali sebagian rumah kembarnya di bagian utara. sementara di bagia Selatan tetap dimiliki oleh Hugo Verijsel. beberapa bulan setelah Baron membeli rumah tersebut dia mendirikan kampus dan asrama Academie de Marine yang merupakan kadet untuk 4 tahun.
1755 : Setelah Baron van Imhof dan Hugo Verijssel wafat, gubernur VOC Jacob Mossel membeli rumah tersebut dan menutup Academie de Marine, yang kemudian rumah tersebut ditempatinya hingga tahun 1760.
1786 - 1808 : seluruh bangunan disatukan dan berubah fungsi menjadi hotel termegah di Batavia.
1851 - 1920 : bangunan ini dimiliki oleh warga Cina Oey Liauw Kong dan keturunannya, dan semenjak saat itu dikenal menjadi Toko Merah.
Pada saat dibangun, toko merah memiliki tembok berwarna putih. Kemudian pada tahun 1923 Direksi Bank voor Inde mengganti permukaan tembok dengan warna yang sama dengan kusen pintu, jendela, plafon, tangga dan mebel yang masih tersisa dari zaman VOC yaitu merah hati.
1920 : NV Bouwmaatschapij, memugar bangunan tersebut.
dalam akte Tanah No. 957, 958, dan 959 tanggal 13 juli 1920 disebutkan bahwa persil - persil bangunan tersebut nilik NV. Bouwmaatschapij.
1925 - 2003 : berganti ganti kepemilikan dan berubah - ubah fungsi.
2003 - sekarang : dimilki oleh PT perusahaan Perdagangan Indonesia (Persereo) dan Indonesia Trading Company
Peraturan Perlindungan Bangunan Toko Merah
detikTravel
|
Bangunan Toko Merah merupakan bangunan cagar budaya yang dilindungi, hal ini tercatat pada :
- Undang - undang Monumen Ordonantie No. 19 Tahun 1931 yang kemudian diubah dengan Monumen Ordonantie No. 21 Tahun 1934.
- Peraturan yang dikeluarkan Gubernur Ali Sadikin, SK Gubernur No. Cb. 11/1/12/1972, tanggal 10 Januari 1972, yang menetapkan tentang pemugaran bangunan, penetapan khusus yang dilindungi, dll.
- Undang - undang No. 5/1992 tentang Benda Cagar Budaya, yang menetapkan bahwa keseluruhan Benda Cagar Budaya dikuasai Negara.
- Surat Keputusan Gubernur KDH Ibukota Jakarta No. 575 tanggal 29 Maret 1993, tentang penetapan Bangunan bersejarah dan Monumen di wilayah DKI Jakarta sebagai bangunan yang dilindungi.
Arsitektur Toko Merah
Toko Merah dibangun di atas Tanah seluas 2.455 m², dengan denah yang berbentuk huruf H bangunan ini terdiri dari tiga gedung yang menyatu. Bangunan depan (tingkat dua) dan belakang (tingkat tiga), membujur dari utara ke selatan, bangunan tengah merupakan penghubung banguanan utara dan selatan yang melintang dari timur ke barat. Bangunan tersebut memadukan bangunan Cornice House (bangunan dengan dinding muka yang ujung atasnya datar dan diberi profil) dan atap tropis.
Jakarta-tourism.go.id |
Elemen Bangunan
Pintu : Toko Merah memiliki 2 buah pintu masuk berukuran besar dan tinggi. pada bagian atas pintunya terdapat jendela angin yang berada pada satu kusen. Jendela angin tersebut memiliki pola kotak yang terdiri dari 30 buah. pintunya berukuran 3,05 m x 1,8 m sedangkan jendela anginnya berukuran 1,9 m x 1,8 m dimana keduanya di cat dengan warna merah hati.
meykawidy.blogspot.co.id
|
meykawidy.blogspot.co.id
|
Jendela : bentuk jendela pada bangunan ini berbentuk persegi panjang, dimana pada bagian depan bangunan terdapat 10 pasang jendela yang terdiri dari 4 pasang jendela di lantai bawah dengan mengapit 2 pintu masuk dan pada lantai atas terdiri dari 6 pasang jendela. Jendela jendela tersebut menerapkan gaya abad ke - 18 dan berskala monumental guna mengimbangin ruangan - ruangan besar di dalamnya. ada 2 tipe cara membuka jendela tersebut, yaitu :
Tipe 1 (Sistem geser ke atas)
Tipe 2 (Sistem jendela dorong keluar), system ini terdapat pada ruang bawah Tanah bangunan sebelah utara dan selatan.
Tangga : material tangga pada toko merah terbuat dari kayu yang terukir artistic.
Painters
|
dalam bangunan terdapat 6 buah tangga yang digunakan untuk naik kelantai atas. pada bagian depan rumah terdapat sebuah tangga dengan bentuk melingkar. tangga ini terdiri dari tiga bagain dengan selurh anak tangga berjumlah 24 buah. pada bagian belakang ruang tengah, di kiri dan kanan, terdapat tangga yang masing masing memiliki 20 buah anak tangga. Lantai dua gedung belakang hanya terdapat sebuah anak tangga dengan jumlah 8 anak tangga untuk menuju lantai dua bangunan tengah. sedangkan untuk menuju lantai tiga, baik disisi selatan maupun utara memiliki sebuah tangga dengan 7 buah anak tangga. dan dari lantai 3, terdapat sepasang tangga menuju atap gedung dengan 17 anak tangga.
Sumber
https://filandrians.wordpress.com/about/
https://ratihpertiwi.wordpress.com/2010/05/22/sekilas-sejarah-dan-arsitektur-“toko-merah”/
http://meykawidy.blogspot.co.id/2013/03/konservasi-arsitektur-toko-merah-jakarta.html
Komentar
Posting Komentar